Ultima Tower. Kota langit setinggi dua mil yang memiliki ekosistem sendiri
Meledaknya populasi manusia menyebabkan semakin berkuranganya area-area hijau yang sangat penting bagi ekosistem. Diperkirakan pada tahun 2015 sebanyak 22 kota besar di dunia akan memiliki kepadatan minimal 10 juta jiwa. Semakin banyak jumlah manusia yang membutuhkan tempat tinggal maka semakin banyak pula area-area hijau yang dibabat untuk dijadikan area tempat tinggal dan usaha. Bagaimana solusinya ?
Membangun kota secara vertikal mungkin bisa menjadi salah satu solusinya. London tengah berangan-angan untuk membangun kota vertikal sebagai tempat tinggal bagi sejuta warganya di masa depan (Click disini untuk membaca lebih lanjut mengenai kota vertikal London). Hal yang sama juga telah dipikirkan oleh Eugene Tsui semenjak 17 tahun lalu.
Tsui adalah seorang arsitek yang cukup terkenal dalam merancang dan membangun beberapa bangunan unik di dunia. Selain unik, bangunan-bangunan karya Tsui juga biasanya sangat ramah lingkungan. Pada tahun 1991 Tsui mempublikasikan rancangannya mengenai kota vertikal yang memiliki ekosistem-nya sendiri. Walaupun sampai saat ini masih belum ada rencana untuk mewujudkan rancangan tersebut, namun rancangan ini sangat menarik untuk dibahas.
Rancangan tersebut ia beri nama Ultima Tower, sebuah kota vertikal yang mampu menghidupi dirinya sendiri (dan juga orang-orang didalamnya). Ultima Tower memiliki konsep yang sama dengan konsep yang telah dibangun oleh makhluk yang lebih cerdas dari manusia (dalam urusan tertentu), yaitu rayap (^_^).
Ultima Tower memiliki ukuran yang sungguh-sungguh luar biasa. Kota vertikal ini akan memiliki diameter sepanjang 1 mil dengan ketinggian mencapai 2 mil. Bandingkan dengan Burj Dubai, bangunan tertinggi di dunia saat ini, yang memiliki ketinggian sekitar 0.5 mil. Pada situsnya Tsui juga mengatakan bahwa seluruh distrik pusat Beijing dapat dimasukan ke dasar Ultima Tower ini.
Ultima Tower akan memiliki 120 tingkat di dalamnya, namun jangan berpikiran bahwa kata “tingkat” disini sama dengan kata “tingkat” pada gedung-gedung pencakar langit lain sebab setiap tingkatnya akan memiliki ketinggian hingga 50 meter. Tsui mengganti istilah “tingkat” disini dengan istilah “langit” atau “sky”.
Ultima Tower akan memiliki ekosistemnya sendiri yang mampu men-supply berbagai kebutuhan dan mengolah limbahnya sendiri. Apapun yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan digunakan dengan sebaik-baiknya.
Untuk kebutuhan listrik misalnya, Ultima Tower akan memanfaatkan ketinggian bangunannya untuk semaksimal mungkin menyerap tenaga matahari. Selain itu besarnya perbedaan tekanan udara pada dasar dan puncak puncak kota juga akan digunakan untuk menghasilkan listrik. Listrik juga akan dihasilkan dengan menggunakan tenaga air dan hidrogen.
Air dari dasar akan dibawa ke puncak kota dengan menggunak prinsip yang sama dengan prinsip yang digunakan oleh tumbuh-tumbuhan, yaitu transpirasi. Kumpulan air dengan Jumlah yang sangat besar juga akan tersedia pada 12 “langit”nya. Kumpulan air ini akan berfungsi sebagai danau, air terjun, dan sungai-sungai yang akan digunakan untuk mengairi sawah, hutan, dan sebagainya. Sungguh luar biasa. Tidak ketinggalan juga tersedianya sinar matahari yang akan menyinari setiap “langit” di kota vertikal ini.
Manusia yang hidup di dalam Ultima Tower mungkin tidak perlu keluar sama sekali dari Ultima Tower, sebab berbagai kebutuhan akan pendidikan, pekerjaan, hiburan dan berbagai kebutuhan sosial lain bisa di dapatkan di dalam Ultima Tower ini.
Kereta-kereta vertikal berkecepatan tinggi juga akan tersedia sebagai salah satu sarana transportasi di dalam Ultima Tower. Selain itu pada setiap tingkatnya juga akan tersedia kendaraan-kendaraan umum seperti Taxi untuk bepergian secara horizontal dalam kota vertikal ini.
Masih banyak lagi yang bisa dibahas dari Ultima Tower ini. Apabila anda tertarik membaca lebih lanjut mengenai Ultima Tower Anda dapat membacanya di webiste resmi milik Eugene Tsui melalui link ini.
(source tdrinc )