Mobil Jepang berbahan bakar air. Mobil yang dapat berjalan dengan menggunakan air keran, air sungai, air hujan, atau bahkan air teh sekalipun

Ditengah keadaan dunia yang saat ini sedang kacau balau karena krisis bahan bakar, sepertinya segar sekali mendengar ada orang-orang Indonesia yang berinisiatif membuat bahan bakar alternatif dari air seperti Joko Suprapto dan Djoko Sutrisno. Walaupun mungkin saja mereka belum berhasil, atau gagal, atau bahkan mungkin berbohong mengenai karyanya tersebut (seperti yang dituduhkan banyak pihak), namun seharusnya kedua orang ini patut diacungi jempol, bukan caci maki atau hinaan.

Sementara di Indonesia orang-orang masih sibuk mencemooh kedua orang tadi, sebuah perusahaan (kecil) di Jepang mengklaim bahwa mereka telah berhasil membuat mobil yang menggunakan air sebagai bahan bakarnya. Mobil ini dapat berjalan dengan menggunakan hampir sembarang air, bahkan air teh sekalipun. Dengan menggunakan 1 liter air, mobil ini dapat berjalan dengan kecepatan 80 kmph selama 1 jam. Dan tentu saja, mereka berhasil membuat mobil ini karena mereka tidak disibukkan dengan berbagai macam caci maki atau hinaan seperti yang gemar dilakukan oleh beberapa orang Indonesia.


Mobil buatan Genepax ini bekerja dengan cara memecah air (H2O) menjadi Hidrogen dan Oksigen. Hal ini dapat dilakukan berkat adanya MEA (Membran Electrode Assembly). MEA mengandung bahan-bahan tertentu yang dapat memecah molekul-molekul air menjadi Hidrogen dan Oksigen melalui suatu reaksi kimia.



Kelebihan mobil ini dibanding mobil berbahan bakar hidrogen atau listrik adalah, anda tidak perlu bolak balik mengisi hidrogen atau mencharge listrik ke mobil ini. Apabila anda memiliki beberapa liter air, bahkan air hujan sekalipun, maka anda sudah dapat menggunakan mobil buatan Genepax ini.

Tidak seperti mobil berbahan bakar air buatan Honda yang luar biasa kompleks dengan biaya yang selangit (atau justru di atas langit). Mobil buatan Genepax ini hanya menghabiskan biaya sekitar 2 juta Yen (sekitar Rp 167 juta). Bahkan apabila mobil ini diproduksi massal harganya akan dapat diturunkan hingga di bawah Rp 47 Juta. Dan dengan harga itu pun anda sudah tidak perlu membeli BBM lagi seumur hidup (mobil) anda (^_^)



Kembali ke masalah bahan bakar air di Indonesia. Saya sendiri bersama Ayah saya juga telah melakukan beberapa riset mengenai hal ini. Dengan menggunakan dana sendiri kami juga berhasil memecah molekul air menjadi Hidrogen dan Oksigen. Walaupun masih jauh dari sempurna (dan dana yang cukup lumayan) kami mendapati bahwa ternyata hal tersebut bukan hal yang terlalu sulit untuk dilakukan. Dan sebagai bonus, selama riset kami juga mengalami beberapa letupan (kecil) yang cukup menyenangkan (bagi saya ^_^).

Selain memecah air menjadi Hidrogen dan Oksigen, kami juga berhasil menghasilkan beberapa volt dan ampere listrik dari air tanpa melalui proses pemecahan/ penguraian sama sekali. Dan sama seperti di atas, hasil yang di dapat dari riset ini pun masih jauh dari sempurna, namun saya rasa ini permulaan yang cukup bagus. Sehingga sejauh ini minimal kami memiliki dua calon sumber energi alternatif, yaitu :

  1. listrik dari air yang dipecah menjadi hidrogen dan oksigen.
  2. listrik dari air (tanpa melalui proses pemecahan apapun).
Dengan dana yang cukup, riset-riset tersebut tentu dapat dikembangkan lebih jauh lagi.

Oleh karena itu, apabila pemerintah mau lebih serius memperhatikan riset-riset sederhana seperti yang kami lakukan, dan orang-orang Indonesia lainnya mau menghentikan sikap primitifnya yang gemar merendahkan bangsanya sendiri, Saya rasa bukan hal yang mustahil bagi kita (bangsa Indonesia) untuk benar-benar memiliki apa yang kita sebut sebagai “blue energy” (^_^).

(source nikeibp, celcias, kompas, detik, ourself)

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Facebook

DimP. Kendalikan jalannya video dengan menggerakkan objek di dalam video tersebut

Bagaimana cara mendapatkan Bitcoin? (2)